Mengapa air laut asin ?

                                   (Phinemo.com)   Ingatkah kalian tentang cerita Fir’aun yang mengaku sebagai Tuhan ?  Fir’an dan tentaranya di tenggelamkan oleh Allah di laut Merah ketika mengejar Nabi Musa A.S. Mayatnya ditemukan terdampar di pinggir laut yang kemudian di awetkan dan kini di musiumkan.  Hal ini dijelaskan dalam Q.S Yunus (92) :  فَالْيَوْمَ نُنَجِّيْكَ بِبَدَنِكَ لِتَكُوْنَ لِمَنْ خَلْفَكَ اٰيَةً ۗوَاِنَّ كَثِيْرًا مِّنَ النَّاسِ عَنْ اٰيٰتِنَا لَغٰفِلُوْنَ “ Maka pada hari ini Kami selamatkan jasadmu agar engkau dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang setelahmu, tetapi kebanyakan manusia tidak mengindahkan tanda-tanda (kekuasaan) Kami” Saat di mumifikasi (proses pemumian) seluruh organ dalam dikeluarkan lalu dijahit dan dikubur selama 70 hari dengan garam. Tujuannya yaitu agar tubuh menjadi kering dan tidak mudah membusuk.  Dari kegiatan mumifikasi ini dapat diketahui bahwa garam dapat dijadikan sebagai pengawet. Garam bersifat higroskopis yang artiny

  Pernahkah kalian melihat petani yang membuat petakan untuk meja garam ?  Tambak ikan yang semula berisi air penuh akan dibiarkan surut sampai tanahnya berlumpur dan mengering.  Nah, tahukah kalian lumpur di petakan garam termasuk jenis apa ? Dalam klasifikasi materi, lumpur termasuk contoh dari suspensi karena lumpur merupakan zat padat berupa tanah yang terdispersi dalam air. 

Menurut SNI garam dibedakan menjadi dua yaitu : 1. Garam Konsumsi Yaitu garam yang di konsumsi bersama makanan dan minuman. Contoh : garam meja, garam laut, garam kosher, garam celtic, dan lain-lain.   2. Garam Industri Yaitu garam yang digunakan sebagai bahan baku industri seperti farmasi, kosmetik, dan lain-lain. Contoh : Pickling salt yang tidak mengandung yodium. Sumber : http://indonesiabaik.id/infografis/beda-garam-konsumsi-dan-garam-industri 

 Tahukah kalian bagaimana perkembangan produksi garam di Indonesia ?  Sejak dahulu garam sudah memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Garam tercatat ditemukan pada abad 9-15 masehi. Sebelum dikuasai oleh pemerintah kolonial Belanda, hampir seluruh tambak garam di Indonesia dikuasai orang Tionghoa. Lalu Pemerintah Kolonial Belanda mengambil alih tambak-tambak besar di daerah Gresik, Sumenep (Madura) dan Jawa Timur. Pada Tahun 1813, Raffles memonopoli garam mulai dari produksi sampai dengan distribusi. Pada awalnya Pemerintah Kolonial Belanda h anya membeli garam dengan harga tetap kepada para petani garam. Lalu mereka membuka perusahaan dan mengambil alih seluruh produksinya pada tahun 1936. Sistem yang dipakai pada saat itu, masih berlangsung dan diterapkan sampai sekarang. Para buruh bekerja membawa garam dari tambak ke gudang, lalu garam dibersihkan dan dibentuk briket (di cetak) sebelum di distribusikan. Sumber :  https://garam.co.id/home/blogs/19

Garam yang kita konsumsi mempunyai rasa asin karena proses produksi garam berasal dari air laut. Lalu darimanakah rasa asin yang di dapat air laut ? jawabannya yaitu ketika air yang mengalir menuju ke laut membawa garam-garam mineral yang terdapat di batu-batuan dan tanah seperti natrium, kalium, kalsium, dan lain-lain. Selain itu, pada saat mencapai laut air mengalami penguapan. Pada saat penguapan inilah air menguap ke udara sedangkan garam masih tertinggal bersama air laut.   (Prastuti. 2017. Jurnal Teknik Kimia dan Lingkungan : Pengaruh Komposisi Air Laut dan Pasir Laut Sebagai Sumber Energi Listrik. Gresik : Universitas Internasional Semen Indonesia)